MAKALAH SIKLUS
BIOGEOKIMIA TANAH RAWA GAMBUT
SIKLUS BIOGEOKIMIA
TANAH RAWA GAMBUT
BAB I
A.
Pengertian Siklus Biogeokimia
Materi
yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur
terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup dan tak
hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organic anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi jugs melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air,
siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
B.
Fungsi Siklus Biogeokimia
Fungsi
Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yangmengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semuayang ada di bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat
terjaga.
C.
Jenis-jenis daur biogeokimia
1.
Siklus Nitrogen
Atmosfer
mengandung lebih kurang 80% atom nitrogen dalam bentuk gas nitrogen (N2).
Di dalam organisme, nitrogen ditemukan dalam semua asam amino yang
merupakan penyusun protein. Bagi tumbuhan, nitrogen tersedia dalam bentuk
amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-)
yang masuk ke dalam tanah melalui air hujan dan pengendapan debu-debu
halus atau butiran lainnya. Beberapa tumbuhan, seperti seperti
Bromeliaceae epifit yang ditemukan di hutan hujan tropis, memiliki akar
udara yang dapat mengambil NH4+ dan NO3- secaralangsung
dari atmosfer.
Jalur
lain penambahan nitrogen dalam ekosistem adalah melalui fiksasi nitrogen
(nitrogen fixation). Fiksasi nitrogen merupakan proses perubahan gas
nitrogen (N2) menjadi mineral yang digunakan untuk mensintesis
senyawa organik seperti asam amino. Nitrogen difiksasi oleh bakteri
Rhizobium, Azotobacter, dan Clostridium yang hidup bebas dalam tanah.
Selain dari sumber alami, sekarang ini fiksasi nitrogen dibuat secara
industri yang digunakan sebagai pupuk. Pupuk bernitrogen ini memberikan
sumbangan utama dalam siklus nitrogen di suatu ekosistem akibat kegiatan
pertanian.
Meskipun
tumbuhan dapat menggunakan amonium secara langsung, tetapi sebagian besar
amonium dalam tanah digunakan oleh bakteri aerob tertentu sebagai sumber
energi. Aktivitas ini mengubah amonium menjadi nitrat (NO3-)
kemudian menjadi nitrit (NO2-). Proses ini disebut
nitrifikasi. Nitrat yang dibebaskan bakteri ini kemudian diubah oleh
tumbuhan menjadi bentuk organik, seperti asam amino dan protein. Beberapa
hewan akan mengasimilasi nitrogen organik dengan cara memakan tumbuhan
atau hewan lain. Pada kondisi tanpa oksigen (anaerob), beberapa bakteri
dapat memperoleh oksigen untuk metabolisme dari senyawa nitrat. Proses ini
disebut denitrifikasi. Akibat proses ini, beberapa nitrat diubah
menjadi N2 yang kembali ke atmosfer. Perombakan dan
penguraian nitrogen organik kembali menjadi amonium yang disebut amonifi
kasi dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Proses-proses tersebut
akan mendaur ulang sejumlah besar nitrogen di dalam tanah.
2.
Siklus Fosfor
Keberadaan
fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya sangat
diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat (PO43-).
Fosfat diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Fosfor
banyak dikandung oleh asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan
mentranslasikan sandi genetik. Atom fosfor juga merupakan dasar bagi ATP
(Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk respirasi
seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun
tulang dan gigi.
Fosfor
merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah
ditingkatkan. Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah
kandungan fosfat di dalam tanah. Contohnya adalah akibat hujan asam.
Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam bentuk biologis, fosfor
dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor
ditambahkan kembali ke tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri
penguarai detritus.
Humus
dan partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa
aliran air yang pada akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan
mempercepat pengurasan fosfat di samping pelapukan batuan yang sejalan
dengan hilangnya fosfat.
Fosfat
yang berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang
kemudian tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami
penurunan atau dasar laut mengalami kenaikan, batuan yang mengandung
fosfor ini menjadi bagian dari ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat
mengalami siklus di antara tanah, tumbuhan, dan konsumen dalam waktu
tertentu.
3.
Siklus karbon dan oksigen
Di
atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara
berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh
manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem
air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon
dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi
ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya,
saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat.
Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
4. Siklus
hidrologi
Siklus
hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik proses
di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh
sinar mataharibmerupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan
secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam
bentuk air, es, atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi
dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah,
siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
a.
Evaporasi
/ transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
b. Infiltrasi
/ Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat
aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c.
Air
Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada
daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),
dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai
dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai
(DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah
wujud dan tempatnya.
BAB
III
A.
Kesimpulan
Ekologi
biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme –
organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh
proses-proses biologi, kimia, fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan
kimia anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara
faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti air
mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi,
keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang
terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.
B.
Saran
Namun
demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus
dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal
sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen
bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia
pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur
sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
10.
http://www.fire.uni-freiburg.de/GlobalNetworks/PeatlandFireNetwork/Sumatera-
peatland-fire-proc-Part-4.pdf
13.
http://semutlewat.blogspot.com/2012/12/makalah-daur-biogeokimia_3265.html
18.
http://elfisuir.blogspot.com/2010/06/tanah-hutan-rawa-gambut-propinsi-riau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar