daun gugur

Rabu, 02 Juli 2014

Sambungan Makalah Hutan Rawa Gambut 6E


        Gambar 4. Penampang Skematis Hutan Rawa Gambut Dikubah Gambut.

Formasi Vegetasi Ekosistem Hutan Rawa Gambut


Menurut wibisono, et al, (2005) dan wetland (2005) dalam elfis (2006) keterbatasan nutrient pada lahan gambut, terutama pada bagian tengah kubah gambut, menjadikan hutan rawa gambut memiliki struktur yang khas. Pada bagian tepi umumnya di dominasi jenis-jenis tumbuhan yang tinggi dengan diameter yang besar yang serupa dengan hutan dataran rendah lainnya berubah menjadi pohon-pohon dengan diameter yang lebih kecil di pusat kubah.

2.1     Keanekaragaman Hayati Ekosistem Hutan Rawa Gambut Sungai Mandau

Tabel 6. Nama Tumbuhan Tingkat Pohon dan Tiang yang ditemukan pada Ekosistem Hutan Rawa Gambut di Propinsi Riau
No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Family
1
Ambacang
Mangifera feotida Laur
Anacardiaceae
2
Arang Arang Malam
Diospyros malaccensis Bakh
Ebenaceae
3
Arang Arang
Diospyros puncticulosa Bakh
Ebenaceae
4
Bengku
Ganua motleyana Pierre
Sapotaceae
5
Bintangur
Calophyllum inophylide King
Guttiferae
6
Darah Darah
Horsfieldia irya Warb
Myristicaceae
7
Durian Burung
Durio carinatus Mast
Bombaceae
8
Geronggang
Cratoxylon arborescens Bl.
Guttiferae
9
Jangkang
Xylopia malayana Hk.f.et.Th
Annonaceae
10
Kelakok
Melannorhoe sp
Anacardiaceae
11
Kelat
Eugenia sp
Myrtaceae
12
Kempas
Koompassia malaccensis Maing
Caesalpinaceae
13
Kerwing
Dipterocarpus apendicullatus Scheff
Dipterocarpaceae
14
Keranji Hutan
Dialiummaingayi Bakh
Caesalpinaceae
15
Kerbau Jalang
Melannorhoe aptera King
Anacardiaceae
16
Mendarahan
Myristica sp
Myristicaceae
17
Mangga Hutan
Mangifera foetida Lour
Anacardiaceae
18
Manggis Manggis
Garcinia sp
Guttiferae
19
Medang Lundu
Lindera sumbubelliflora Bl.
Lauraceae
20
Medang Pergai
Ostodes panicullata Bl.
Lauraceae
21
Medang Tingkat
Actinodaphne glabra Bl.
Lauraceae
22
Meranti Bunga
Shorea teysmannia Dyer
Dipterocarpaceae
23
Meranti Bakau
Shorea uliginosa Foxw
Dipterocarpaceae
24
Meranti Rawa
Shorea parvivolia Dyer
Dipterocarpaceae
25
Meranti Burung
Shorea acuminta Dyer
Dipterocarpaceae
26
Mersawa Paya
Anisoptera margarita Korth
Dipterocarpaceae
27
Mersawa Kuning
Anisoptera curtisii Dyer
Dipterocarpaceae
28
Medang
Litsea sp
Lauraceae
29
Nyatoh
Palaquium sumatranum Burk
Sapotaceae
30
Pulai
Alstonia pneumatopora Buck
Apocynaceae
31
Pisang Pisang
Kandelia condel Druc
Rizhoporaceae
32
Parak Parak
Amoora rubiginosa Hiern
Meliaceae
33
Pasir Pasir
Urandra scorpiodes Pulle
Icaseae
34
Perapat
Combretocarpus rotundatus Dans
Bombaceae
35
Punak
Tetrameristra glabra Miq
Theaceae
36
Punggai
Coelostegia griffit Hii Benth
Bombaceae
37
Ramin
Gonestilus bacanus Kurz
Thymelaceae
38
Balau Hitam
Shorea atrinervosa Sygminton
Dipterocarpaceae
39
Rengas
Gluta renghas L
Anacardiaceae
40
Resak
Vatica walichii Dyer
Dipterocarpaceae
41
Simpur
Dillenia excelsa Gilg
Dilleniaceae
42
Suntai
Palaqium burkii H.J.L
Sapotaceae
43
Terantang Manuk
Comnosperma auriculata Hook.f
Anacardiaceae
44
Terantang
Comnosperma macrophyla Hook.f
Anacardiaceae
45
Trembasah
Fragraec fragrans Roxb
Loganiaceae
46
Trenggayun
Paratocarpus triandus J.J.S
Moraceae
                                                                                               (Sumber: Elfis, 2010)

2.2    Rantai Makanan  Dan Jaring-Jaring Ekosistem Hutan Rawa Gambut Sungai Mandau
2.4.1.Rantai Makanan Ekosistem Hutan Rawa Gambut Sungai Mandau
Rantai Makanan Di Anak Sungai Mandau
Gambar 5                                                              (Arsip, 6E)








Rantai makanan di kanal sungai Mandau 


Gambar 6                                                                    (Arsip 6E 2014)







Rantai makanan di lokasi ke 3


Gambar 7                                                                    (Arsip 6E 2014)





Rantai makanan lokasi ke 4

Gambar 8                                                                    (Arsip 6E 2014)














2.4.2. Jaring-jaring Makanan Ekosistem Hutan Rawa Gambut











Gambar 9                                                                    (Arsip 6E 2014)



2.3     2.5. Interaksi Antar Tumbuhan pada Jaring-Jaring Makanan Ekosistem Hutan Rawa Gambut Sungai Mandau

Komponen biotik dan abiotik saling berinteraksi dan berhubungan timbal balik. Adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem menyebabkan sistem akan terguncang apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponen sekalipun.
1.Interaksi Antar Komponen Biotik
Interaksi antar komponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antar populasi organisme yang menyusun ekosistem.
a.    Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang terlibat didalamnya. Beberapa spesies dapat hidup tanpa organisme partner mutualismentya. Hubungan seperti ini disebut dengan Mutualisme Fakultatif. Berbeda lagi dengan mutualisme Obligatif, yaitu hubungan yang terjadi antara kedua jenis organisme yang hanya dapat hidup dengan bermutualisme. Contoh bentuk mutualisme adalah bakteri yang hidup didalam system pencernaan hewan Herbivora. Hewan herbivor berukuran besar tidak bisa mencerna selulosa. Dibutuhkan bakteri simbiotik atau protozoa pada saluran pencernaan hewan tersebut untuk memecah selulosa.
Beberapa contoh Mutualisme lainnya :
·         Simbiosis antara fungi dengan ganggang hijau biru membentuk Lichen
·         Simbiosis fungi dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza
·         Simbiosis antara semut dengan Aphit, semut melindung Aphit dari pemangsanya, sedangkan Aphit memberikan cairan sejenis madu kepada semut
b.    Komensalisme
              Komensalisme merupakan bentuk hubungan antau interaksi antar organisme dari dua spesies yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan lainnya tidak terpengaruh.Hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu merupakan contoh komensalisme. Ikan remora menempel pada badan ikan hiu, sehingga ikan remora dapat berpindah tempat dengan cepat, ikan remora juga mendapatkan keuntungan lainnya, yaitu memperoleh makanan sisa dari ikan hiu. Ikan hiu sendiri tidak diuntungkan dann juga tidak dirugikan dari keberadaan ikan remora
c.    Alelopati
            Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan toksin atu racun
d.   Predasi
Predasi adalah  Hubungan atau interaksi antar organisme yang mana satu organisme memakan organisme lainnya. Organisme yang memakan disebut predator, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. Pada umumnya hubungan makan dan dimakan ini berlangsung antara spesies yang berbeda, meskipun demikian beberapa hewan pemangsa sesama jenisnya (Kanibalisme).
Contoh hubungan Predasi yaitu pada singa dengan Zebra, Kuda dengan Rumput, dan ular dengan Tikus.
e.       Kompetisi
Kompetisi adalah Terjadinya hubungan atau interaksi yang menyebabkan Persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas/Relung
Kompetisi terbagi 2, yaitu :
·         Kompetisi Intraspesifik yaitu Dapat terjadi antar individu dan spesies yang sama
Contoh: Persaingan antar tumbuhan Sorghastrum nutans dalam mendapatkan nitrogen
·         Kompetisi Interspesifik yaitu Kompetisi yang terjadi antar individu dari dua spesies yang berbeda
Contoh: Persaingan antara kuda dan sapi dalam memperoleh rumput diladang pengembalaan yang sama.
f.         Parasitisme
            Parasitisme adalah hubungan antar organisme berbeda spesies, yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan mikroorganisme lainnya (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya.
            Organisme parasit yang tidak beradaptasi dengan baik akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi inangnya. Ketidaknyamanan bias dalam bentuk iritasi akaibat gigitan atau rasa gatal. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut dengan pathogen

1.    Interaksi Antara Komponen Biotik Dengan Komponen Abiotik
            Interaksi antar komponen biotik dengan komponen abiotik terjadi karena komponen biotik dalam suatu ekosistem akan dipengaruhi oleh kondisi komponen abiotiknya. Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan tertentu disebut dengan rentang toleransi.Hukum toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan, dan penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih faktor fisik dan kimia lingkungan yang masih bisa ditoleransi oleh spesies tersebut. Oleh karenanya, setiap spesies dalam ekosistem mempunyai batas toleransi, yaitu batas maksimum dan minimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup.
            Adakalanya suatu populasi dalam ekosistem sangat dipengaruhi oleh satu jenis komponen abiotik atau faktor Pembatas. Jika jumlah factor pembatas terlalu banyak ataupun sedikit maka pertumbuhan populasi akan terhambat, walaupun komponen-komponen abiotik lainnya berada dalam jumlah yang optimal untuk pertumbuhan populasi tersebut. Faktor pembatas lainnya adalah salinitas.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungan mereka. Istilah tersebut pada mulanya diperkenalkan oleh A.G.Tansley pada tahun 1935.Sebelumnya, telah digurnakan istilah-istilah lain, yaitu biocoenosis dan mikrokosmos (Elfis, 2010).
Menurut Noor, (2004), rawa adalah kawasan sepanjang pantai, aliran sungai,danau atau lebak yang menjorok masuk kepedalaman sampai sekitas 100 km atau sejauh dirasakanya pengaruh gerakan pasang. Jadi lahan rawa dapat dikatakan sebagai lahan yang mendapatkan pengaruh pasang surut air laut atau sungai sekitarnya. Pada saat musim hujan lahan tergenang sampai satu meter,tetapi pada musim kemarau menjadi kering bahkan sebagai muka air tanah turun mencapai jeluk < 50 cm.
Tanah gambut merupakan tanah yang tersusun dari bahan organik, baik dengan ketebalan bahan organik lebih dari 45 cm ataupun terdapat secara berlapis bersama tanah mineral pada ketebalan penampang 80 cm serta mempunyai tebal lapisan bahan organik lebih dari 50 cm (Suhardjo, 1983). Tanah gambut tersebut pada umumnya mengandung lebih dari 60 % bahan organik (Driessen, 1977).
Gambut adalah bahan tanah yang tidak mudah lapuk, terdiri dari bahan organik yang sebagian besar belum terdekomposisi atau sedikit terdekomposisi serta terakumulasi pada keadaan kelembaban yang berlebihan. Berdasarkan kandungan bahan organik, dikenal dua golongan tanah yaitu tanah mineral yang mengandung bahan organik berkisar antara 15-20% dan tanah organik yang mengandung bahan organik berkisar antara 20-25% bahkan kadang-kadang sampai 90% mengandung bahan organik (Buckman dan Brady, 1982).
Menurut Noor (2001) suhu gambut sendiri lebih besar daripada suhu udara antara hutan dan lahan kosong.Suhu permukaan gambut hampir tetap. Jika keadaan tertutup hutan, suhu gambut berkisar 25,5–29,0 0C dan jika keadaan terbuka berkisar 40,0–42,5 0C.
Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.

3.2    Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka dari itu penulis meminta kepada pembaca khususnya dosen pembimbing agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.
LAMPIRAN
Tumbuhan Yang Ada di Hutan Rawa Gambut
1.      Lokasi 1

 
Pohon Akasia                                                              Sp 1

      
Paku                                                                Ilalang

2.      Lokasi Ke 2


  Sawit                                                                     


   Kanalisasi
         
Lokasi Ke 3
   

Sp 2                                                                 Sp 3


Akasia                                 Sp 1        



Lokasi Ke 4
       

Paku                                                                            Tanaman Merambat 



                 Sp 4                                                     Pandan


Lumut                                                                         Sp 5

        

Sp 6                                                                 Lumut



Sp 7

Hewan Yang Ada di Ekosistem Hutan Rawa Gambut
 
     
Capung                                                Laba-laba


Jenis Akar Yang Ada di Ekosistem Hutan Rawa Gambut


Akar papan 


Akar tunjang


Akar lutut

 
Akar penghisap

Jenis Tanah Pada Ekosistem Hutan Rawa Gambut


Serasah


Humus
Kanal dan Keadaan Airnya















DAFTAR PUSTAKA

http://www//BlogSukasuka  Potensi dan Tantangan Pengelolaan Gambut di Indonesia.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

  diakses tanggal 31 Mei 2014

http://www. Gambut - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

http:// www. Hutan rawa gambut.htm diakses tanggal 7 juni 2013

http:// ILMU 212  Pengertian Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

http:// Proses Pembentukan Gambut di Indonesia _ ValKauts.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

http:// Sifat Fisika-Kimia dan Permasalahan Gambut _ ValKauts.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

http:// THE OIL PALM PLANTERS  Potensi dan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Kelapa Sawit.htm diakses tanggal 15 Mei 2014

Giesen, W. 1991. Berbak Wildife reserve, jambi. Reconnaisance Survey Report. PHPA/AWB Sumatera Wetland Project Report No. 13. Asean Wetland Bureau Indonesia. Bogor diakses tanggal 15 Mei 2014

Widjaja adhi. 1986. Pengelolaan lahan rawa pasang surut dan lebak. Jurnal LITBANG Pertanian V(1) : 1 – 19. Diakses tanggal  15 Mei 2014


Noor, M., 2001. Pertanian Lahan Gambut: Potensi dan Kendala. Penerbit
Kanisius. Diakses tanggal 22 Mei 2014

http:// www. Seberapa burukkah ini  Pembuat kebijakan perlu banyak informasi emisi lahan gambut _ CIFOR Forests News Blog.htm#.UamJo5iw9EA diakses tanggal 22 Mei 2014

http:// www.Proyek percontohan REDD+ Merang hasilkan teknik pendugaan cadangan karbon lahan gambut _ CIFOR Forests News Blog.htm#.UamJm5iw9EA diakses tanggal 22 Mei 2014

http:// www. Lingkungan gambut/lingkungan.php.htm dikases tanggal 22 Mei 2014

http:// www.peringatan-2-februari-hari-lahan-basah-lika-liku.html diakses tanggal 22 Mei 2014









Masyihud.2010. Penyelamatan Semenanjung Kampar Sebagai Kawasan Dengan Nilai Konservasi Tinggi (KNKT). Pusat Informasi Kehutanan : Jakarta http://www.dekbud.go.id/files/sipers_451_2010_0.pdf diakses tanggal 16 Mei 2014

http:// tanah-hutan-rawa-gambut-propinsi-riau.html diakses 10 Mei 2014




Tidak ada komentar:

Posting Komentar